Mengenal Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya

Mengenal Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya

Setelah wabah COVID-19 melanda dunia sejak tahun 2019 lalu, kini dunia kembali dibayang-bayangi oleh wabah penyakit lain, yaitu cacar monyet. Cacar monyet kini telah resmi ditetapkan oleh WHO sebagai keadaan darurat kesehatan global. Cacar monyet sebenarnya bukanlah penyakit baru, namun apakah Anda sudah mengenal penyakit ini, mengenai gejala dan bagaimana cara menanganinya?

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui virus _monkeypox. Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui luka akibat cakaran, gigitan, dan paparan langsung melalui darah dan cairan dari hewan yang terinfeksi. Penyakit cacar monyet sendiri ditemukan pada tahun 1958 pada binatang monyet yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hingga saat ini terdapat dua jenis penyakit cacar monyet yang diketahui, yaitu dari Afrika Tengah dan Afrika Barat.

Sementara itu, virus cacar monyet yang kembali mulai mewabah di tahun 2022 ini diduga berasal dari Afrika Barat.

Selain penularan melalui hewan ke manusia, penyakit ini juga bisa menular antar manusia jika seseorang melakukan kontak langsung dengan pengidap cacar monyet. Virus ini dapat menyerang di segala rentang usia, tetapi paling banyak ditemukan pada anak-anak usia remaja sekitar 15 tahun.

Berbicara mengenai cacar monyet, virus monkeypox ini termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus serta family Poxviridae, yaitu genus yang sama dengan virus penyebab cacar air dan cacar api. Gejalanya tidak berbeda jauh dengan cacar biasa, di antaranya:

  • Demam
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi
  • Kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Gejala-gejala di atas bisa muncul baik dalam skala ringan maupun skala berat. Gejala-gejala di atas biasanya akan dialami dalam 1 hingga 5 hari setelah paparan virus masuk ke dalam tubuh. Kemudian 1 sampai 3 hari setelah gejala awal, ruam kemerahan akan muncul di permukaan kulit. Ruam kemerahan akan berubah menjadi benjolan-benjolan kecil yang berisi cairan yang lama kelamaan benjolan tersebut akan pecah, mengering hingga hilang dengan sendirinya.

Untuk tindakan pencegahan penularan penyakit cacar monyet ini, jika mengalami gejala ringan yang mirip dengan cacar monyet, sebaiknya Anda segera melakukan isolasi mandiri serta membatasi kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

Namun, apabila penderita mengidap gejala yang berat, hendaknya melakukan rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif juga mengontrol dampak kesehatan dari cacar monyet.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hingga saat ini belum ada obat yang spesifik ditujukan sebagai obat untuk mengatasi cacar monyet. Akan tetapi, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah tertular penyakit ini, yaitu:

  • Hindari berinteraksi langsung dengan hewan yang berisiko menyebarkan penyakit cacar monyet (misalnya, hewan pengerat: tikus, tupai, dan monyet).
  • Selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah melakukan berbagai aktivitas di luar ruangan, atau setelah kontak dengan hewan yang berisiko membawa virus atau bersentuhan langsung dengan pengidap cacar monyet.
  • Mengonsumsi makanan yang terbuat dari hewan dengan tingkat kematangan yang optimal.
  • Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan kontak langsung dengan pengidap cacar monyet.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta vitamin agar imun tubuh dapat bekerja lebih efektif.
  • Beristirahat yang cukup.

Penyakit cacar monyet ini memang sedang menjadi perhatian banyak kalangan namun bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup yang sehat. Bila memang mengalami gejala-gejala penyakit cacar monyet dan ada pertanyaan lebih lanjut terkait dengan penyakit ini, segera lakukan konsultasi dengan dokter di rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mencari solusi terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *